Nairobi (ANTARA News/Reuters) - Perompak Somalia meninggalkan tiga kapal India yang dibajak di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu, karena kekurangan bahan bakar, kata sejumlah kelompok advokasi pelayaran, Rabu.

Menurut satu kelompok, perompak juga menyerang sebuah kapal besar Turki yang sedang dalam perjalanan ke Mombasa.

"Ada sekitar tiga kapal yang ditinggalkan. Awak kapal masih berada di sana. Dua kapal pertama memperoleh bantuan, namun yang lain kami belum tahu," kata Andrew Mwangura, dari Program Bantuan Pelaut Afrika Timur, kepada Reuters.

Sebuah kelompok advokasi pelayaran lain, Ecoterra, mengkonfirmasi bahwa tiga kapal barang India -- MSV Krishna Jyot, MSV Al Kadri dan MV Safina al-Bayatiri -- telah dibebaskan oleh perompak.

Menurut kelompok itu, perompak masih menahan enam kapal barang yang lain.

Al-Shabaab, kelompok gerilya muslim garis keras yang memerangi pemerintah Somalia dukungan Barat, mengutuk serangan terhadap kapal-kapal yang melayani pengusaha Somalia dan meminta perompak berhenti melakukan pembajakan.

India pekan lalu menyatakan, mereka berusaha melacak keberadaan hampir 100 pelaut di tujuh kapal India yang dibajak.

Mwangura mengatakan, hingga pukul 15.15 GMT (pukul 22.15 WIB), kapal berbendera Turki Yasin C dengan 25 orang awak masih diserang di daerah sekitar 250 mil laut sebelah timur pelabuhan Mombasa, yang menjadi tempat tujuannya.

"Yasin C sedang dalam perjalanan ke Mombasa. Serangan masih berlangsung, dan dikabarkan bahwa kapal itu tidak akan bisa bertahan," kata Mwangura kepada Reuters melalui telefon.

Mwangura menambahkan, pihaknya masih berusaha menetapkan dari mana kapal itu berangkat dan apa barang yang dibawanya.

Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden dalam beberapa bulan ini meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.

Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang pada tahun itu, atau naik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007, menurut Biro Maritim Internasional.

Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.

Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.

Perompak dari negara Tanduk Afrika yang gagal itu saat ini menahan belasan kapal dan lebih dari 200 orang awak kapal, termasuk pasangan Inggris yang kapal pesiarnya dibajak di lepas pantai Seychelles.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.
(M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010