Nairobi (ANTARA News/AFP/Reuters) - Perompak Somalia hari Minggu membajak kapal barang Rak Afrikana di Lautan India sebelah barat Seychelles, kata pasukan angkatan laut Uni Eropa yang berpatroli di daerah itu.

Kapal yang berbendera St Vincent & Grenadines itu saat ini tidak bergerak karena gangguan mesin di lokasi sekitar 280 mil laut (520 kilometer) sebelah barat Seychelles, kata pasukan itu.

Badan maritim regional memperingatkan kapal-kapal lain agar menghindari kawasan perairan itu selama dua hari mendatang karena cuaca menguntungkan bagi para pembajak.

"Kapal barang MV Rak Afrikana telah dibajak pagi ini... sekitar 280 mil laut sebelah barat Seychelles," kata angkatan laut Uni Eropa EUNAVFOR dalam sebuah pernyataan.

"Rak Afrikana saat ini berhenti karena gangguan mesin," tambahnya.

Andrew Mwangura, kepala Program Bantuan Pelaut Afrika Timur, mengatakan, kapal itu diawaki oleh 23 orang China.

Menurut EUNAVFOR, kapal dengan berat 7.561 ton itu milik perusahaan Rak Afrikana Shipping Ltd, Seychelles.

Mwangura mengatakan, kapal-kapal lain perlu menghindari wilayah perairan sekitar lokasi pembajakan Rak Afrikana selama dua hari mendatang.

"Daerah ini tetap berisiko tinggi selama 24-48 jam mendatang karena kondisi cuaca menguntungkan bagi operasi kapal-kapal kecil (perompak)," katanya dalam sebuah pernyataan.

Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden dalam beberapa bulan ini meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.

Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang pada tahun itu, atau naik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007, menurut Biro Maritim Internasional.

Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.

Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.

Perompak dari negara Tanduk Afrika yang gagal itu saat ini menahan belasan kapal dan lebih dari 200 orang awak kapal, termasuk pasangan Inggris yang kapal pesiarnya dibajak di lepas pantai Seychelles.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.
(M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010