Sofia (ANTARA News/Reuters) - Perompak Somalia membebaskan sebuah kapal berbendera Inggris yang mereka bajak pada 1 Januari, demikian diumumkan Kementerian Luar Negeri Bulgaria, Jumat, dan Angkatan Laut Uni Eropa menyatakan pembebasan itu dilakukan setelah pembayaran uang tebusan.

"Kapal Asian Glory, yang awaknya mencakup delapan pelaut Bulgaria, telah dibebaskan dari penahanan perompak. Kapal itu diperkirakan berlayar ke Oman dengan dikawal oleh sebuah kapal perang Inggris," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Kementerian itu mengatakan, Badan Maritim Zodiac yang mengelola kapal yang mengangkut kendaraan itu menolak mengatakan apakah uang tebusan telah dibayar bagi pembebasan kapal tersebut beserta 25 orang awaknya -- delapan warga Bulgaria, 10 orang Ukraina, lima India dan dua Romania.

Namun, Angkatan Laut Uni Eropa EUNAVFOR mengatakan, sejumlah uang tebusan dibayar kepada perompak yang menahan kapal itu.

"Pada 11 Juni 2010, uang tebusan diserahkan kepada kelompok perompak yang menahan kapal dagang Asian Glory di dermaga daerah Garacad di pantai timur Somalia," kata EUNAVFOR dalam sebuah pernyataan di situs beritanya.

Seorang perompak dan seorang warga Garacad yang bernama Ahmed Jamaa menyebut uang tebusan itu berjumlah 5,8 juta dolar.

Zodiac mengatakan dalam sebuah pernyataan di situs beritanya, semua awak kapal itu berada dalam keadaan sehat, namun mereka menolak memberikan penjelasan terinci lebih lanjut.

Kapal Asian Glory yang memiliki berat 45.000 ton dibajak di Lautan India, sekitar 965 kilometer sebelah timur pantai Somalia.

Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden dalam beberapa bulan ini meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.

Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang pada tahun itu, atau naik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007, menurut Biro Maritim Internasional.

Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.

Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.

Perompak dari negara Tanduk Afrika yang gagal itu saat ini menahan belasan kapal dan lebih dari 200 orang awak kapal, termasuk pasangan Inggris yang kapal pesiarnya dibajak di lepas pantai Seychelles.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010