London (ANTARA News/AFP) - Pasar saham global berada di bawah tekanan pada Selasa karena kerusuhan kekerasan di Libya mengirim harga minyak melonjak di atas 108 dolar Amerika Serikat namun memberikan `safe haven` (tempat berlindung yang aman) tradisional dolar sebuah dorongan.

Dealer mengatakan, laporan banyak kehilangan nyawa di Libya karena Moamer Khadafi menggunakan kekerasan untuk mempertahankan kekuasaannya memukul sentimen, semetara pergolakan di sana dan di seluruh kawasan utama Timur Tengah meningkatkan kekhawatiran periode ketidakstabilan politik.

"Revolusi di Tunisia dan Mesir terus menyebar di seluruh wilayah. Sepertinya giliran Libya sekarang. Perkembangan ini menyebabkan ketidakpastian tingkat tinggi," kata analis Commerzbank Ulrich Leuchtmann.

Pasar keuangan juga terguncang oleh berita tentang gempa mematikan di Selandia Baru dan sebuah penurunan peringkat Moody`s untuk Jepang karena utang nasional besar-besaran, kata para dealer.

Di London, indeks FTSE 100 dari saham-saham terkemuka ditutup turun 0,30 persen pada 5.996,76 poin. Di Paris, indeks CAC 40 turun 1,15 persen menjadi 4.050,27 poin, tetapi di Frankfurt indeks DAX hanya tergelincir 0,05 persen ke 7.318,35 poin.

Di New York, pasar dibuka lebih rendah karena kekhawatiran Libya, dan investor kembali dari liburan akhir pekan yang panjang melihat pasar Asia dan Eropa lesu.

"Efek domino yang melanda dunia Arab mengambil korban pada pasar keuangan global," kata Kimberly DuBord dari Briefing.com.

"Aset-aset berisiko sedang dijual," katanya.

Sebuah laporan yang lebih baik dari perkiraan menunjukkan kepercayaan konsumen AS mencapai tertinggi tiga tahun pada Februari memberikan beberapa dukungan, membatasi kerugian untuk sementara waktu sebelum pasar melanjutkan kecenderungan turunnya.

"Konsumen lebih positif tentang prospek ekonomi dan pendapatan mereka, tapi merasa agak bercampur tentang kondisi pekerjaan," kata Lynn Franco, direktur pusat riset konsumen .

Indeks keyakinan konsumen Conference Board naik menjadi 70,4 persen pada Februari, tingkat tertinggi sejak bulan yang sama 2008.

Indeks saham blue-chip Dow Jones Industrial Average turun 0,93 persen pada sekitar 17.15 GMT sementara indeks komposit Nasdaq turun 1,82 persen.

Harga minyak melonjak melewati 108 dolar AS karena produksi Libya terpukul oleh protes dan meningkantnya kekhawatiran tentang meluasnya kerusuhan di kawasan produksi minyak strategis Timur Tengah dan Afrika Utara.

Dalam perdagangan pagi, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April melesat menjadi 108,57 dolar AS per barel, mencapai level tertinggi sejak 4 September 2008 tetapi turun kembali menjadi 105,98 dolar AS, atau naik 24 sen dari level penutupan Senin.

Dengan Italia terutama terkena masalah di Libya, bekas jajahannya, euro jatuh serendah 1,3525 dolar AS tapi kemudian pulih di akhir hari menjadi 1,3641 dolar AS, turun dari 1,3678 dolar AS pada Senin ketika pasar keuangan AS ditutup karena libur umum Hari Presiden.

"Tiga buah peristiwa membelur aset berisiko," kata direktur riset Kathleen Brooks di website perdagangan Forex.com di London.

"Pertama, orang-orang yang sedang memberontak di Libya dan eskalasi kekerasan dan korban sedang membebani harga minyak, kedua gempa bumi Selandia Baru dan terakhir berita bahwa Moody`s telah merevisi prospek yang lebih rendah untuk utang negara Jepang menjadi negatif dari stabil."

Libya membantah tuduhan pihaknya membantai demonstran sebagai sebuah kebohongan pada Selasa, Moamer Kadhafi menutupi tantangan untuk terhadap kekuasaannya selama empat dekade setelah pembelotan diplomatik dan militer.

Dengan gejolak Timur Tengah mendorong harga minyak yang lebih tinggi, penguasa dari Negara Teluk Bahrain berhadapan dengan protes massa baru dan pemerintah membuat rencana untuk mengevakuasi warga dari hotspot di seluruh dunia Arab.

Dewan Keamanan PBB dan Liga Arab akan bertemu untuk membahas tindakan keras berdarah oleh otoritas Libya yang mendorong kepala HAM PBB untuk mengingatkan bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan mungkin telah dilakukan.

"Ketegangan yang berlangsung di Timur Tengah dan Afrika Utara, terutama di di Libya, mendorong harga minyak lebih tinggi dan membebani terhadap sentimen pasar ekuitas," kata ekonom VTB Capital Neil MacKinnon.

Dalam perdagangan Asia Selasa sebelumnya, Tokyo merosot 1,78 persen karena Moody menurunkan peringkat prospek dan Hong Kong kehilangan 2,11 persen.(*)

(Uu.A026/M012)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011