“Sebagai sesama anak bangsa kami mengimbau agar masyarakat tidak usah merasa takut atau terganggu dengan aksi yang direncanakan pada Senin (11/4). Kita percayakan kepada aparat terkait untuk menangani aksi demo tersebut sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku,” kata Silfester dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) pada Senin (11/4) akan menyelenggarakan aksi unjuk rasa secara serentak di sejumlah kota.
Baca juga: Menkominfo: Pemerintah hormati dan jaga kebebasan berpendapat
Melalui unjuk rasa tersebut, para mahasiswa akan menyuarakan penolakan penundaan Pemilu 2024, perpanjangan masa jabatan presiden, dan menolak kenaikan harga BBM.
"Mencermati situasi dan kondisi serta info yang kami dapat dari relawan di seluruh Indonesia, kami hampir dapat memastikan bahwa aksi demo besok akan berlangsung baik-baik saja,” ucapnya.
Silfester mengimbau para mahasiswa yang terlibat dalam melakukan aksi agar melaksanakannya dengan damai dan tertib.
Baca juga: Pengamat: Unjuk rasa jangan cederai muruah mahasiswa dan anarkis
Ia meminta para mahasiswa untuk merumuskan dengan baik dan benar tuntutan yang akan diminta kepada pemerintah, dalam hal ini kepada Presiden Jokowi.
“Jangan sampai nantinya menjadi blunder dan bahan tertawaan rakyat,” ucap dia.
Jika tuntutannya masalah wacana Jokowi tiga periode atau masalah perpanjangan masa jabatan presiden, tutur Silfester, sudah sangat jelas Presiden Jokowi berulang kali mengatakan bahwa ia tidak bersedia, dan bahkan Presiden Jokowi meminta agar menteri-menterinya tidak lagi menyuarakan kedua wacana tersebut.
Baca juga: Mahfud MD ingatkan aparat tak ada kekerasan saat jaga aksi mahasiswa
“Bahkan, kami yang tergabung dalam Aliansi Relawan Militan Jokowi yang pada tanggal 22 Februari 2022 mengadakan Deklarasi Setia Tegak Lurus 2024 Bersama Jokowi sampai saat ini tidak pernah berwacana atau bahkan meminta dan melobi DPR/MPR untuk mewujudkan wacana itu,” tuturnya.
Dengan demikian, ia mengimbau para mahasiswa agar jangan sampai terkecoh maupun terprovokasi oleh isu-isu yang dapat menyebabkan perpecahan.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022
