Kami menyiapkan pembiayaan yang disalurkan melalui perusahaan peer to peer (P2P) dan fintech lending demi menjamin dukung pendanaan kepada UMKM di pelosok
Jakarta (ANTARA) - Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) membukukan laba bersih Rp13 miliar pada triwulan I-2022 atau naik 17,3 persen jika dibandingkan dengan triwulan I-2021 yang sebesar Rp11,1 miliar.

Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, mengungkapkan kenaikan laba tersebut ditopang oleh penyaluran kredit pada kuartal pertama tahun ini sebesar Rp8,5 triliun atau tumbuh 5,2 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp8,1 triliun.

Lebih dari 40 persen total kredit tersebut disalurkan secara langsung untuk menopang pertumbuhan usaha dan investasi UMKM.

“Kami menyiapkan pembiayaan yang disalurkan melalui perusahaan peer to peer (P2P) dan fintech lending demi menjamin dukung pendanaan kepada UMKM di pelosok. Hingga kini jumlahnya telah naik lebih dari 2 kali lipat hingga ratusan miliar rupiah dibandingkan dengan yang disalurkan pada tahun sebelumnya," kata Henky.

Menurut dia, nilai pembiayaan akan terus meningkat sejalan dengan komitmen Bank Sampoerna yang ingin menjadikan UMKM tuan di rumah sendiri.

Kondisi ekonomi yang semakin membaik pun memungkinkan Bank Sampoerna melepaskan dana mahal dan bersama dengan peningkatan kredit, rasio pinjaman terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi 94,1 persen per akhir Maret 2022 dibandingkan dengan 73,8 persen pada satu tahun sebelumnya.

Hal ini berimplikasi pula pada peningkatan pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp209,1 miliar atau meningkat 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Ia menilai kinerja manis yang dibukukan Bank Sampoerna dicapai tanpa meninggalkan kehati-hatian, terlihat dari rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) pada akhir Maret 2022 dijaga sebesar 2,8 persen atau lebih baik dari dibandingkan rata-rata industri perbankan yang sebesar tiga persen pada akhir Januari 2022.

Penurunan NPL ini dibarengi pula dengan tren penurunan restrukturisasi kredit per akhir Maret 2022 yang berada sekitar sepertiga total kredit yang disalurkan dibandingkan sekitar setengah kredit yang disalurkan di akhir Maret 2021.

Sementara itu, Henky menuturkan beban penyisihan penurunan nilai aset keuangan triwulan pertama tahun 2022 dibukukan sebesar Rp105,3 miliar atau meningkat 79,6 persen dibandingkan beban penyisihan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dengan demikian, Bank Sampoerna memiliki fundamental kualitas kredit yang lebih baik dengan rasio penyisihan piutang tak tertagih terhadap total piutang tak tertagih (rasio CKPN terhadap NPL) mencapai 180,8 persen.

Sejalan dengan ketentuan modal minimum bank yang mengharuskan bank memiliki modal minimum sebesar Rp2 triliun dan Rp3 triliun berturut-turut pada akhir tahun 2021 dan 2022, Bank Sampoerna menerima tambahan modal sebesar lebih dari Rp 900 miliar dalam 12 bulan terakhir hingga Maret 2022.

Dengan demikian rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) meningkat menjadi 30,6 persen pada triwulan I-2022 dibandingkan dengan 19,4 persen pada akhir Maret 2021.

Baca juga: Laba Bank Mandiri triwulan I tumbuh 70 persen jadi Rp10 triliun
Baca juga: Bank OCBC NISP tetapkan Rp504 miliar dari laba 2021 sebagai dividen
Baca juga: PermataBank cetak laba bersih Rp1,2 triliun sepanjang 2021

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022