Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia melemah pada awal perdagangan Selasa, merayap kembali ke angka 82 terhadap dolar AS di tengah meningkatnya permintaan mata uang asing, sementara saham melonjak ke level tertinggi hampir satu tahun dengan dukungan harga minyak yang lebih tinggi.

Mata uang Rusia mempercepat penurunan selama berbulan-bulan pada minggu lalu, jatuh ke level terendah satu tahun di 83,5 terhadap dolar, karena kurangnya mata uang asing di Moskow dan penjualan bisnis Barat di Rusia.

Pada pukul 07.25 GMT, rubel melemah 0,4 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 81,96 dan telah naik 0,6 persen untuk diperdagangkan pada 89,36 versus euro. Mata uang Rusia telah turun 0,3 persen terhadap yuan menjadi 11,89.

"Minggu ini, kami memperkirakan mata uang Rusia akan tetap di bawah tekanan dan terus berfluktuasi di koridor 80-83 per dolar, tetapi masih menganggap depresiasi sebagai sementara," kata BCS World of Investments dalam sebuah catatan.

Rubel juga dirugikan oleh pemulihan impor, sementara pada saat yang sama pembatasan harga Barat dan embargo produk energi Rusia telah menurunkan aliran masuk mata uang asing.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,7 persen menjadi diperdagangkan pada 84,8 dolar AS per barel.

Indeks saham Rusia beragam. Indeks RTS berdenominasi dolar turun 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 981,3 poin.

Indeks MOEX Rusia berbasis rubel naik 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 2.552,1 poin, sebelumnya mencapai titik terkuat sejak 12 April 2022.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023