Jakarta (ANTARA News) - Grup Rajawali, pembeli 24,9 persen saham Cemex Asia Holding di PT Semen Gresik Tbk, akan meminta waktu kepada Pemerintah (Kementerian BUMN) untuk melakukan pertemuan.. "Rajawali, selayaknya bertemu dengan Pemerintah sebagai pihak mayoritas di Semen Gresik," kata sumber ANTARA News di Jakarta, Minggu. Rencana Rajawali akan bertemu dengan Pemerintah, tidak dibantah Kepala Hubungan Eksternal Grup Rajawali, Fritz E. Simanjuntak. Ia mengatakan, Rajawali akan mengirim surat kepada Meneg BUMN pada Senin (5/4). "Kalau diterima bertemu, kita akan sampaikan bahwa posisi Rajawali terus maju sebagai pembeli," ujar Fritz. Ia menjelaskan, dialog dengan pemerintah merupakan suatu proses yang harus dilewati. "Kita sebagai pengusaha nasional dan pemerintah sebagai regulator tentu kalau ingin berinvestasi di Indonesia perlu mendapatkan restu dari pemerintah. Kita harus membuka dialog dengan semua pihak," kata Fritz. Terkait pro kontra penjualan saham Cemex di Semen Gresik, DPR juga berencana memanggil Meneg BUMN. Komisi VI dan Komisi XI telah menjadwalkan melakukan Rapat Kerja dengan Sugiharto dan jajarannya. Sebelumnya, anggota Komisi XI DPR Dradjad Wibowo mengatakan, Dewan akan meminta Meneg BUMN menjelaskan masalah ini. Ia menjelaskan, dirinya secara pribadi masih mempertanyakan mengapa pemerintah bersikeras membeli, padahal pihak Cemex sudah menyatakan menolak melepas kepemilikannya, karena menyalahi syarat perjanjian jual beli (CSPA). "Saya kira pemerintah tidak perlu lagi ngotot membeli karena sudah memiliki saham mayoritas yang mencapai 51 persen. Buang-buang energi, dan untuk apalagi menambah saham kalau ternyata melanggar hukum," kata Dradjad.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006