Jakarta (ANTARA) - Klub bulu tangkis asal kota Kudus, Jawa Tengah, PB Djarum berkomitmen untuk terus mencari bibit baru dalam usianya yang kini genap menginjak 54 tahun.

"Kami mau kaderisasi itu tetap solid, agar terus muncul generasi baru. Pemain-pemain muda harus muncul dengan prestasinya, menjuarai turnamen nasional dan juga internasional. Indonesia tidak boleh kekurangan pemain, harus komplet di semua nomor," kata Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Dalam rangka perayaan hari jadi yang ke-54, PB Djarum menggelar reuni akbar bertajuk "Reuni Super PB Djarum" yang digelar di GOR Djarum, Kudus, akhir pekan lalu.

Tidak kurang dari 153 mantan atlet dan pelatih PB Djarum hadir dalam acara tersebut. Mereka datang tidak hanya dari berbagai kota di Tanah Air, namun juga mancanegara seperti Singapura dan Prancis.

Baca juga: PB Djarum kembali cari bibit pebulu tangkis melalui Audisi Umum 2023

Di balik kemeriahan perayaan HUT ke 54 PB Djarum, Yoppy Rosimin mengenang berbagai situasi sulit yang sempat dilalui PB Djarum di masa lalu.

Namun, berbagai kondisi seperti kesulitan keuangan hingga seretnya torehan prestasi, kemudian justru memompa semangat PB Djarum untuk terus memaksimalkan regenerasi atlet bulu tangkis hingga saat ini.

"Kita bangkit lagi di tahun 2000-an. Kekalahan Tim Thomas Cup pada 2004 di Istora, menjadi momentum untuk membangun kembali bulu tangkis Indonesia. Kita berkomitmen untuk kaderisasi, harus ada regenerasi agar mata rantai atau ekosistem bulu tangkis itu tetap terjaga," ujar Yoppy.

Acara perayaan yang sekaligus ajang temu kangen itu dibuka dengan testimoni dan sharing para mantan atlet yang pernah berlatih di PB Djarum di berbagai kota.

Beberapa di antaranya Jean Pattikawa (PB Djarum Jakarta), Andri Young (PB Djarum Surabaya, Titik ES (PB Djarum Semarang), Hariyanto Arbi (PB Djarum Kudus), serta Ketua PB Djarum Jakarta (1981-1991) Yan Haryadi Susanto.

Ketua PB Djarum periode 2002-2009, F.X. Supanji, turut memberikan sambutan dan wejangan kepada para atlet muda PB Djarum.

"Saya melihat langsung kebersamaan kita melalui acara ini, sebagai bentuk kepedulian serta bukti, bahwa PB Djarum ini mengutamakan kekeluargaan, satu famili. Mereka datang kembali ke Kudus, dengan segala cerita yang mereka bagikan di sini," ujar Yoppy.

Sementara itu, Hariyanto Arbi mengatakan kota Kudus, PB Djarum, serta Arbi bersaudara, merupakan tiga hal yang sulit dipisahkan untuk dirinya.

Sejak kecil, pria kelahiran Kudus 21 Januari 1972 itu sudah diasuh oleh PB Djarum. Ia pernah merasakan kerasnya latihan fisik di PB Djarum, satu di antaranya adalah lari di Colo hingga Gunung Muria.

"PB Djarum adalah tempat yang mengangkat nama saya dan keluarga. Dari kecil sudah dibesarkan di sini, dan sampai sekarang pun sudah tidak menjadi atlet, saya masih diberi kesempatan untuk bermain dan berlatih di fasilitas PB Djarum," kata Hariyanto, yang bergabung PB Djarum pada 1982.

Baca juga: PBSI umumkan susunan pemain untuk Piala Sudirman 2023
Baca juga: PBSI optimistis formasi pebulu tangkis SEA Games tuai hasil positif

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2023