Jakarta (ANTARA News) - Berbagai harapan dari berbagai aspek terlontar dari warga Jakarta, baik yang baru menyambagi atau pun yang sudah tinggal bertahun-tahun di Ibukota negara ini.



Warga Kalideres, Jakarta Barat, Aji Abdul Zakaria (26) yang sudah tinggal selama empat tahun di Jakarta berharap agar sanitasi lebih baik.



"Sistem sanitasinya diperbaiki lagi. Pecemaran-pencemaran mudah-mudahan bisa segera diatasi. Selain itu, sumber air bersih semoga kualitasnya lebih baik lagi," katanya di Jakarta, Sabtu.



Karyawan swasta tersebut juga mengharapkan agar premanisme bisa diatasi, kenyaman dan fasilitas umum diutamakan.



"Kalau ke Jakarta itu harus punya skill (keahlian) dan jangan menyusahkan diri sendiri. Pokoknya bebas premanisme," katanya.



Dia juga menilai modernisasi di kota yang dahulu bernama Batavia itu harus berbanding lurus dengan nilai-nilai tradisionalnya.



Hal senada disampaikan Warga Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Agus (42) yang mengaku perlu dihidupkan lagi perkampungan betawi di Jakarta.



Agus yang sudah 22 tahun tinggal di Jakarta mengaku merasakan pergeseran yang perlahan namun pasti akan sikap dan perilaku warga Jakarta.

"Perbedaan yang mecolok dulu dengan sekarang ya itu dulu masih dipenuhi kampung tradisional, kampung Betawi, masyarakatnya masih peduli dan nuansa islaminya masih kental," kata pria yang berprofesi sebagai wirausahawan itu.



Dia menuturkan permainan tradisional juga sudah jarang bahkan sulit untuk ditemukan.



"Coba sekarang ada gak anak yang main permainan tradisional. Mereka gak tahu karena sibuk dengan dunianya sendiri, dengan Facebook dan Twitter-nya," katanya.



Agus berpesan kepada pemerintah agar tidak terlalu menjadikan Jakarta sebagai kota komersil di tengah-tengah masyarakat yang didominasi kalangan menengah ke bawah.



"Dari dulu memang masyarakat sudah heterogen. Oke lah kalau ingin menjadikan Jakarta ini populer tapi jangan sampai terus dikomersilkan karena yang banyak kan masyarakat kelas bawah," katanya.




Powered by Telkomsel BlackBerry�

Pewarta:
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013