Tokyo (ANTARA News) - Bursa saham Tokyo berakhir naik pada Jumat, karena data inflasi yang lemah memicu pembicaraan stimulus moneter lebih lanjut, sementara Sharp menukik setelah induk perusahaan Foxconn dari Taiwan menunda penyelesaian pengambilalihan miliaran dolar.

Data resmi menunjukkan tingkat inflasi Jepang turun kembali ke nol pada Januari, menggarisbawahi tantangan Tokyo dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan Perdana Menteri Shinzo Abe, yang dijuluki abenomics.

Angka-angka yang lemah mendorong spekulasi bahwa bank sentral Jepang (BoJ) akan melepaskan langkah-langkah stimulus lebih lanjut, yang cenderung melemahkan yen -- nilai tambah untuk saham-saham eksportir Jepang.

"Kenaikan dalam program pembelian aset BoJ tampaknya menjadi apa yang pasar sedang minta," Angus Nicholson, seorang analis pasar di IG di Melbourne, menulis dalam sebuah catatan kliennya.

"Perpanjangan untuk program pembelian aset pada pertemuan BoJ berikutnya mungkin memprovokasi pelemahan yen yang diinginkan, tetapi ada risiko yang berkembang bahwa pasar percaya risiko-risiko tindakan lebih lanjut oleh BoJ mulai lebih besar daripada manfaatnya."

Pasar sekarang terus mengawasi pertemuan para kepala keuangan negara-negara Kelompok 20 (G20) yang dimulai Jumat di Shanghai, Tiongkok.

Di pasar uang, dolar turun tipis menjadi 112,63 yen dari 112,95 yen di New York.

Peningkatan yen telah memperlemah indeks acuan Nikkei 225, yang naik lebih dari satu persen pada makan siang.

Indeks Nikkei 225 ditutup naik 0,30 persen atau 48,07 poin pada 16.188,41, sementara indeks Topix dari seluruh saham papan utama bertambah 0,29 persen atau 3,73 poin menjadi berakhir di 1.311,27.

Saham produsen elektronik yang sedang dilanda kesulitan, Sharp, jatuh 11,40 persen menjadi 132 yen setelah Foxconn mengatakan telah menerima informasi baru yang akan menunda penandatanganan kesepakatan pengambilalihan.

Harga saham perusahaan Jepang itu telah kehilangan sekitar seperempat dari nilainya sejak Kamis, ketika mengatakan telah menerima dana talangan dari Hon Hai Precision, yang lebih dikenal sebagai Foxconn.

Para analis menyambut kesepakatan itu, tetapi investor menekan tombol jual di tengah kekhawatiran kesepakatan itu akan mendilusi nilai saham mereka. Ketidakpastian atas masa depan kesepkatan juga melemparkan awan di atas sahamnya.

Dalam perdagangan lainnya, Toyota tergelincir 0,35 persen menjadi ditutup pada 5.910 yen, sementara Sony naik tipis 0,16 persen menjadi 2.387 yen, demikian AFP melaporkan.

(A026/B012)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016