Jakarta (ANTARA) - Andy Murray justru termotivasi untuk membuktikan diri kepada orang-orang yang meragukan masa depannya dalam dunia tenis setelah tersingkir dari US Open, Jumat waktu setempat.

Mantan petenis nomor satu dunia, yang merebut gelar pertama dari tiga gelar Grand Slam miliknya di New York pada 2012, tersebut mengatakan dia menemukan motivasi untuk membuktikan bahwa mereka yang meragukan dirinya itu salah.

"Saya ingin mendorong dan melihat seberapa jauh saya bisa melangkah. Itu akan menjadi motivasi bagi saya dan menarik untuk dilihat," kata petenis berusia 35 tahun itu usai kalah 6-4 6-4 6-7(1/7) 6-3 dari Matteo Berrettini pada babak ketiga di Flushing Meadows, seperti disiarkan AFP.

Baca juga: Murray lolos 32 besar US Open untuk pertama kalinya dalam enam tahun
Baca juga: Alcaraz taklukkan Coria untuk menuju 32 besar US Open


"Banyak orang mengatakan kepada saya bahwa saya tidak akan bisa bermain lagi, dan banyak orang mengatakan kepada saya bahwa saya bisa memukul bola tenis tetapi tidak berkompetisi secara profesional lagi."

"Itu omong kosong, dan saya ingin melihat seberapa dekat saya bisa kembali ke puncak permainan. Ya, itulah motivasinya."

Murray terus membangun kembali kariernya yang terancam terhenti pada 2019 ketika dia harus melakukan operasi untuk memasukkan logam ke pinggulnya.

Hal itu terjadi setelah peringkatnya merosot ke 260 pada akhir 2018.

Pada akhir 2021, dia berada di peringkat 134, tetapi dia masuk ke US Open tahun ini dengan peringkat 51 dan diperkirakan akan kembali ke 40 besar setelah pertandingan yang digelar di New York tersebut.

Namun, dia masih belum kembali ke perempat final Slam sejak Wimbledon pada 2017.

Baca juga: Serena dan Venus Williams tersingkir dari ganda US Open

"Saya tidak cukup mampu melakukan gerakan dan fisik seperti yang saya miliki lima, enam tahun lalu. Maksud saya, itu cukup jelas," kata Murray.

"Saya seharusnya tidak berharap demikian. Jika Anda melihat Rafa dan Novak bergerak di sekitar lapangan sekarang dengan usia yang sama, saya pikir mereka bergerak sangat mirip dengan bagaimana mereka lima, enam tahun yang lalu, sedangkan bagi saya jelas ada sedikit drop-off di sana."

"Tetapi dalam hal pukulan dan segalanya, tidak ada yang menghentikan saya untuk melakukan pukulan yang sama seperti yang saya lakukan sebelumnya."

Petenis peringkat 14 dunia Berrettini lolos dengan menghasilkan 18 ace dan total 55 winner di Arthur Ashe Court dalam pertandingan yang berlangsung hampir empat jam.

Murray berjuang keras melawan pria yang telah mengalahkannya di final lapangan rumput Stuttgart pada Juni itu.

Dia mungkin kalah tetapi masih berhasil menyelamatkan 10 dari 15 break point dalam laga yang menguji pertahanan itu.

Baca juga: Serena Williams ke babak ketiga US Open usai kalahkan nomor 2 dunia

Berrettini adalah semifinalis US Open pada 2019 dan perempat finalis tahun lalu.

Petenis berusia 26 tahun itu akan menghadapi petenis Spanyol Alejandro Davidovich Fokina untuk memperebutkan tempat di delapan besar.

"Saya tidak cukup agresif pada break point, saya pikir Andy memainkan set ketiga yang sangat bagus," kata Berrettini.

"Saya pikir saya akan memiliki peluang di set keempat dan saya mengambilnya."

Berrettini setidaknya telah mencapai perempat final dari empat turnamen major terakhir yang dia mainkan meskipun rekornya terganggu oleh cedera tangan yang membuatnya absen dari French Open.

Pada Wimbledon 2021 dia menjadi runner up dari Novak Djokovic.

Baca juga: Zverev akan kembali ke ATP Tour di Korea Open
Baca juga: Wu Yibing petenis China pertama yang menang di Grand Slam sejak 1959

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022